Laman

Kamis, 06 September 2012

Duhai Rahasia Takdirku

Assalamualaikum Wr Wb Salam Semangat !!!. Apa kabar cinta? Semoga Gusti Allah senantiasa menyematkan cinta-Nya di dadamu, menjelma jasad sehat  penuh kesyukuran, berwujud hati lapang penuh kasih sayang. Duhai rahasia takdirku…. Aku suka mengistilahkanmu begitu. Penuh misteri. Semisterius malaikat izrail yang bisa kapan saja datang menjemput nyawaku. Di rumahku, aku menikmati misteri tentangmu, belajar arti sabar untuk menunggu, tanpa mencoba mencari sosokmu sebelum tiba waktunya. Bukan, bukan karena aku tidak menginginkanmu cinta. Sungguh, aku hanya takut keliru. Karena bila waktunya telah tiba, aku berusaha menyambutmu dengan sempurna. mengisi penantian ini dengan mempersiapkan diri, menjaga diri, dan belajar bagaimana menjadi istri terbaik untukmu nanti. Aku ingin, hanya engkau yang merangkul pundakku penuh mesra, menatap mataku penuh cinta, tanpa di dahului laki-laki yang tak halal bagiku sebelumnya. Utuh.

Aku yakin Allah tidak akan keliru, biar Allah saja yang menyibak rahasia takdir ini. Tentang siapa, dimana, dan kapan engkau akan tiba. Karena semua sudah tercatat di Laufhul Mahfudz. Aku memohon agar Allah senantiasa menjaga diri kita. Hingga hari bersejarah itu tiba, saat ikrar itu kau tunaikan di balik ijab qobul yang khidmat, biar air mata bahagia yang bercerita bahwa engkau adalah rahasia takdirku yang terindah. Aku membayangkan betapa jantungku akan berdegub-degub dahsyat, saat kau sematkan lingkaran emas itu di jariku. Duuhhh…Aku jadi malu. Hehee. Duhai cinta…. Aku tidak minta sekantong berlian yang sering menjadi mahar para ratu dan bangsawan. Sekantong iman lebih mampu membuat hatiku luruh jatuh menyerah. Karena sesungguhnya aku mencari sosok lelaki yang dapat mengajakku ke Syurga, seperti kamu. Menjadi sahabat tempatku bercerita tentang dunia. Menjadi telaga tempat ku mengeksekusi dahaga, menjadi pemimpin tempatku siap di pimpin, menjadi suami baik hati tempatku berbakti. Maka perkenankan aku mencintamu dengan bersahaja, dalam bahtera baru yang mulai kita bina. Seperti lembutnya khadijah yang menyelimuti Muhammad saat baru pulang dari gua Hira’. Seperti Fatimah yang mengabdikan diri pada Ali. Seperti Aisyah yang senantiasa menjaga diri. Duhai kasih… Aku tidak akan minta dibuatkan istana, seperti permintaan putri yasmin pada Aladin. Bukan karena aku tidak menyukai istana, tapi karena aku ingin membangunnya bersama-sama, agar bebanmu yang berat menjadi ringan dan yang kau anggap sukar menjadi mudah. Istana sederhana penuh cinta milik kita berdua. Di halaman depan akan ku buat taman bunga, agar pandanganmu tetap indah saat kau teguk hangatnya teh manis buatanku sepulang kerja. Aku akan mendengarkan apapun yang ingin kau ceritakan kepadaku, sambil tanganku terus bergerak menyirami bunga-bunga yang akan bermekaran, tapi tenang saja aktivitas tanganku tidak akan membuatku lalai dari mencerna ceritamu. Sambil sesekali kita terkikik karena ceritamu yang menggelitik. Hehe..kau sungguh bisa membuatku selalu ceria.  Di dalam istana kita, aku belajar menjadikannya syurga. Ini tugas kita berdua. Menjadikan Al Qur’an dan Sunnah menggema di setiap pilar istana. Genggam tanganku, ajak aku menuju syurga, lewat satu dua rakaat sujud yang kita bangun di sepertiga akhir malam, lalu kita lantunkan ayat-ayat cinta-Nya dalam senyap, kita berharap malaikat-malaikat akan turun memperkokoh cinta kita. Dengan cara ini, kita akan terus membangun cinta. Jangan biarkan aku lebih sibuk dengan dunia. Aku khwatir jika suatu hari menjadi istri yang terlalu menuntut dunia kepadamu. Beri pemahaman kepadaku, bahwa akherat lebih kekal, termasuk untuk mengekalkan cinta kita. Jika agedan sinetron membuatku lebih betah dan mengabaikan panggilan shalat. Jitak saja kepalaku (tapi jitaknya yang mesra ya. Hee), agar aku tak berlama-lama membuang waktu. Istana kita akan menjelma syurga, dan dari sana kita akan bangun peradaban madani. Tempat yang pas untuk mendidik buah hati kita. Apa??? Buah hati. Hmmm..indahnya. Membayangkan ada nyawa yang bersemayam di rahimku, dan aku akan menjadi wanita seutuhnya. Saat itu tiba, maafkan aku ya cinta jika mual membuat sifat manjaku menjadi-jadi, meminta di belikan ini itu. Tapi aku yakin, kau adalah lelaki hebat yang mau memahami. Aku akan berusaha menjadi ibu yang baik, bimbing aku ya cinta. Menjadi madrasah pertama baginya, jundi-jundi kecil kita. Kita tidak akan memperkenalkannya kepada siapun, sebelum kita kenalkan dia pada Allah. Zat yang telah memberi kita kepercaayaan untuk mendidik buah hati kita.  Di suatu waktu, akan ku ajarkan dia berkuda. Upss..maksudnya bersepeda roda tiga. Aku akan mengajaknya mengitari pinggir pantai, sungai, atau danau. Lalu, akan kuajarkan dia cara berenang seperti ikan. Berenang??? Oh tidak cinta ! aku tidak akan mengajarinya berenang dulu. Hmm..Sepertinya aku harus mengakui sesuatu padamu. Aku tidak bisa berenang. Hehe..jangan menertawakanku. Karena aku berharap, kaulah yang akan berhasil menaklukkan gaya batuku di air. Duhai cintaku..Ajari aku berenang ya J Oiya. Di halaman belakang istana kita, aku merancang sesuatu. Kali ini aku sangat membutuhkan tenagamu. Aku ingin ada kolam ikan di sana. Bukan ikan lauhan atau koi, aku pilih ikan mas dan nila. Kau tau kenapa cinta? karena bisa kita pancing lalu kita bakar saat dompet kita cenat cenut di akhir bulan. Heee…ide yang brilliant kan?. Pondokan sederhana menjadi pelengkap halaman belakang istana kita. Bentuknya sederhana berada beberapa meter dari kolam ikan menghadap semesta agar saat malam tiba kita dapat bercengkrama ditemani purnama, diantaranya kita tanam bunga-bunga, atau kita tanam pohon lombok saja ya? Lebih bermanfaat. Disana aku akan mengajakmu bercerita tentang mimpi dan obsesiku sambil kita terlentang menatap bintang diangkasa. Tapi sekarang aku ingin memberitahukanmu satu mimpi. Kau mau tau ? Harus ! karena aku akan memaksamu agar kau tau. Aku ingin nama kita berdua tercetak indah di sambul depan sebuah buku. Aku ingin menerbitkan buku bersamamu, tak usah terlalu tebal, buku itu yang akan kembali kita baca untuk mengingatkan saat cinta mulai terasa kurang kadarnya. Duhai ksatriaku.. Suatu hari, mungkin air mataku akan menetes tanpa sebab yang kau pahami, saat itu terjadi, jangan tinggalkan aku sendiri, cukup ikut duduk disampingku, walau tak ada kata yang mampu kau ucapkan, tapi itu sudah cukup menenangkan. Meskipun sebenarnya, aku juga tidak paham saat kau bertanya, apa yang harus kau lakukan. Fhuh…wanita memang sulit dimengerti, karena itu aku memilihmu bukan wanita. Heee.. Seiring berjalannya waktu, mungkin aku akan menjadi makhluk super cerewet, seperti kebanyakan wanita lainnya. Kau mungkin akan kesal padaku. Meskipun sebenarnnya aku sangat tidak ingin menjadi wanita cerewet, karena pasti wajahku akan sangat jelek pada saat mengomel, tapi jauh diluar semuanya aku tidak ingin membuatmu kesal dan sedih karena omelanku. Tapi jika aku benar-benar cerewet. Cubit sajalah pipiku, tapi cubitnya yang lembut ya, biar aku diam bukan karena emosimu tapi karena kau gemas kepadaku.  Jika nanti aku melakukan kesalahan fatal, aku mohon jangan hukum aku dengan kata-kata kasar. Aku pasti akan jauh lebih mengerti, saat kau ajak aku bicara dari hati ke hati. Bukankah setiap masalah ada penyelesaiannya. Dan kita akan mengatasi permasalahan itu dengan komunikasi. Aku mohon, maafkan aku ya cinta. Duhai pangeranku… Suatu hari nanti, wajahku tak akan sesegar hari ini lagi. Keriput, dan cantikku akan luntur, tapi aku berdoa semoga cintamu tak akan ikut luntur. Wajah kita akan menua, dan aku berjanji tidak akan mengecupmu hanya karena ingin kau berubah menjadi setampan pangeran kembali, seperti dongeng pangeran kodok. Heee..karena aku mencintai jiwamu. Aku ingin cinta kita sampai nanti, biar ajal yang memisahkan. Biarkan tangan renta kita saling menggenggam, wajah keriput kita akan saling memandang seperti saat pertama kali kita bertemu dipelaminan. Kita akan saling menopang, saat langkah tak lagi lincah, dan aku akan selalu ada disampingmu. Cinta ini kepunyaan-Nya, karena itu aku mencintaimu karena-Nya, berdalil cinta pada-Nya. Jika suatu hari aku terlalu mencintaimu dan melupakan-Nya. Tolong..Ingatkan aku. Karena pada-Nya kita mengeja cinta. Karena hanya Dia yang mampu menyatukan dua cinta kita dalam satu irama, selamanya. Hingga Allah memanggil kita. Dan aku berdoa, semoga aku yang akan menjadi bidadarimu di syurga, cinta kita akan kekal di dalamnya. Cinta, cukup disini dulu ya suratku. Maaf jika lebih banyak bercerita di banding kata-kata mesra untuk mengungkapkan betapa besarnya cintaku padamu. Karena aku ingin kata-kata cinta hanya milik kita berdua, tanpa ekspose kata pada dunia, biar kita saja yang meresapinya, berdua. Dan dunia akan membaca dengan sendirinya. Salam cinta !!  Wassalamualikum Wr Wb

Tidak ada komentar: