Laman

Kamis, 24 Juni 2010

Mahakam


Jika tepat pada waktunya, aku tak akan pergi
Akan tetap memandang aliran sungai yang tenang
Mahakam
Tempat pesut pesut menari
Dulu

Jika memang ada waktu, aku akan tetap disini
Bersama Rimbunnya Hutanku
Borneo

Jika waktu belum berlalu, aku akan berdiam di tepian
Sambil memandang kotaku
Samarinda

Puisi : Pelangi tidak Muncul Tiba-Tiba


Aku merindukan pelangi
Dengan tampilannya yang penuh warna
Mejikuhibiniu
Indah

Tapi Pelangi tak lantas tiba
Selalu saja
Gerumuh yang menakutkan
Petir yang menyambar
Badai
Mendahuluinya datang
Sebelum akhirnya dia muncul
Beserta dengan
lukisan senyuman terindahnya

Cerpen : Hadian Untuk Surah Ar Rahman


“Itu namanya udah kepengen kawin bu” Elyas terkekeh sambil terus menyuapkan nasi ke dalam mulutnya. Asin, fikirnya. tapi tetap dia telan dengan paksa.
“Ye..namanya juga baru belajar. Ia kan bu?” Syifa, adik semata wayang Elyas berteriak dari arah dapur, meminta pembelaan pada sang ibu. Ibu hanya terseyum, sambil menuangkan nasi ke piring Ayah.
Hari minggu yang cerah. Sejak pagi syifa sudah sibuk di dapur, belajar masak. Kejadian langka neh. Biasanya gadis manis berkulit sawo matang ini lebih suka di suruh menghafal seluruh isi diktat kuliahnya dari pada harus berkutat dengan berbagai macam bumbu-bumbu dapur yang dia masih bingung membedakan antara kencur, lengkuas dan jahe, tapi kalau kunyit dia tahu, Syifa bilang pokoknya yang berwana kuning itulah kunyit.hehe..
Karena ini kejadian langka, maka ibu merelakan anak paling cantiknya itu bereksperimen di dapur dan menghentikan sementara aktivitasnya. Hasilnya tidak terlalu mengecewakan. Sup Ayam Asin, Asinan Tempe hangus, Plus sambal garam spesial. Yang penting masih bisa di makan, begitu kata ibunya. Karena ingin menghargai jerih payah Syifa, ibu mengharuskan semua anggota keluarga termasuk Ayah untuk tetap menyantap hasil masakan Syifa, tanpa boleh melirik sedikit pun ke arah nasi pecel di warung sebelah.
”Beneran kamu mau cepat kawin fa, emang udah ada calonnya?” Tanya Ayah ikut menggoda. Elyas makin terkekeh.
”Iih...Ayah. Bang El tuh sembarangan” Syifa mendengus meletakkan Asinan tempe terakhir yang kali ini tidak terlalu hangus ke piring di atas meja.
”Mana ada Yah, Ikhwan yang mau makan Asinan tiap hari” Goda abangnya lagi. Syifa sudah hendak mendaratkan sendok kecil ke arah Elyas tapi buru-buru di cegah oleh ibunya. ”Udah El, jangan godain adiknya terus.” Ucap ibu melerai ocehan kedua buah hatinya itu. Elyas hanya tertawa tapi segera berhenti menggoda adiknya. Mana berani dia menentang wanita yang paling dia cintai itu. Bisa di kutuk jadi lemper nanti.
Elyas anak sulung di keluarga Faturrachman, nama lengkapnya Elyas Ridho Faturrachman, 2 minggu yang lalu dia baru menuntaskan skripsinya di FKIP Matematika Universitas Mulawarman. Selain Pintar, Elyas memiliki sifat yang santun, kata ibunya dari kecil dia memang bercita-cinta menjadi pendidik karena itu dia masuk di jurusan FKIP. Tanda Hitam di jidatnya semakin menunjukkan aura rendah hati dan kebersahajaan, tak heran kalau dia menjadi pentor paling favorit di Praktikum Agama Islam.
Anak laki-laki yang sangat di banggakan sang Ayah, apalagi kalau ada yang menanyakan kabarnya di rapat RT, sudah dapat di tebak Ayah akan bercerita panjang lebar tentang Elyas. Begitupun dengan Syifa, dia sangat mengidolakan sang Abang. Meskipun kadang ngebuat Syifa keki dengan godaannya, tapi dia tetap Abang nomor satu di hati Syifa, karena memang Cuma dia abang satu-satunya. Hehe...
Syifa anak terakhir dan paling di manja di keluarga Faturrachman, tak heran kalau kelakuannya kadang suka kekanak kanakan. Tapi di satu sisi dia gadis yang maskulin, terbukti dengan bergabungnya dia di bela diri Tifan. Selain itu dia juga tidak mau kalah dengan aktivitas Bang El yang seabrek, sejak di dorong-dorong oleh abangnya untuk aktif ikut pengajian, sejak itu pula dia menenggelamkan diri di aktivitas dakwah, belajar beramar ma’ruf nahi mungkar katanya.
Syifa mahasiswa semester 6 Fakultas Kedokteran di kampus yang sama dengan abangnya. Ketika di tanya kenapa dia memilih Fakultas kedokteran, dia bilang ”Biar Syifa bisa nyuntik Bang El” Ucap gadis dengan nama lengkap As Syifa Faturracham itu.
Sebuah keluarga yang tetap bersahaja meskipun Ayahnya adalah seorang pemilik beberapa supermarket yang tersebar di Samarinda. Sang Ibu yang penuh kelembutan selalu menjadi cahaya di tengah keluarga, setahun yang lalu, Elyas dan Syifa berhasil membujuk Ibunya untuk mengenakan jilbab menutup aurat, dan beliau benar-benar terlihat lebih cantik.
****
”Bang Eeeeellllll” Syifa berteriak histeris, saat dia mendengar suara Mobil memasuki bagasi di samping rumahnya. Sebuah Mobil Avansa Silver, hadiah dari Ayah untuk gelar S1 yang baru Elyas sandang.
”Akhwat kok teriaknya ngalahin suara Bom di Palestin” Ucap Elyas Hiperbola menghampiri adik manisnya yang telah menyambutnya dengan senyuman di ambang pintu.
”Bang, mana hadiahnya?” Tanya Syifa setelah abangnya duduk manis di sofa ruang tengah. Elyas hanya melongo tidak mengerti.
”Hadiah opo?”
”Bang El kan udah janji kalau fa berhasil ngafal surah Ar-Rahman, Bang El mau ngasih Hadiah buat fa” Mata Syifa berbinar-binar. Memang sekitar sebulan yang lalu, Elyas sempat menyamangati Syifa untuk menambah hafalan Al Qur’annya yang sempat ngadat. ”Kalau Syifa berhasil ngafal surah Ar–Raman beserta artinya, Abang kasih hadiah” Ucapnya kala itu, menantang adiknya untuk menghafal surah favoritnya yang berjumlah 78 ayat. Karena itu Syifa bersemangat menghafal surah Ar-Rahman, Hadiah Cuma penyemangat tapi Niat tetap Allah semata.
”Ooo...Jadi Udah hafal neh ceritanya” Jawab Elyas setelah mengerti. Syifa hanya mengangguk-anggukan kepalanya pasti. ”Yakin?” Lanjut Elyas seolah kurang yakin, Syifa makin menganggukkan kepalanya.
”Kalau ternyata belum hafal semua, Hadiahnya Hangus ya?”
”Iaaaaa” Jawab Syifa penuh keyakinan.
”Oke.. kalau gitu coba bacain buat abang sekarang, sama artinya ya” Elyas bersiap-siap mendengar. ”Oke” Jawab Syifa cepat.
”Bismillahirrahmanirrohim... Ar Rohman, Allah Yang Maha Pengasih,” Syifa mulai memperdengarkan hafalannya.
” ’allamalQur’an, yang telah mengajarkan Al Qur’an,.........” Ayat demi ayat surah Ar-Rahman beserta Artinya mengalir ringan dari bibir Syifa, dengan seksama Elyas mendengarkan. Dia tidak perlu lagi membuka Al Qur’an karena surah itu sudah sering di ulang-ulangnya dalam sholat.
”Fabiayyiaalaaaairobbikumatukadzibaan, maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?” Syifa telah sampai di ayat ke 71. Elyas semakin mengangguk-anggukan kepalanya pelan. Sampai di ayat ke 78 Syifa sukses mengakhiri hafalannya dengan senyuman kemenangan.
”Mana Hadiahnya?” Tagih Syifa mengulurkan tangannya, memainkan jari-jari lentiknya setelah sukses memuaskan Elyas dengan Hafalannya.
”Ye, masa ngafal minta imbalan, pahalanya berkurang loh” Jawab Elyas sambil menakut-nakuti adiknya.
”Yah..Bang El, mau ingkar janji ya? Niat fa Tulus Lillahita’ala, tapi kalau ada hadianya kan lebih bagus” Rengek Syifa, manjanya keluar. Hahaha... Elyas hanya tertawa melihat tingkah manja adiknya.
”Kenapa Hafalnya sekarang seh, kenapa gak bulan depan aja”
”Lah..kalau sekarang emang kenapa?” Kening Syifa jadi berkerut.
”Uang Bang El udah Habis buat up grade Labtop” Elyas memamerkan deretan gigi putihnya kepada Syifa.
”Yaaaa....Pokoknya gak mau tau. fa Minta Hadiah” Syifa makin merengek memasang wajah cemberut. Elyas jadi makin tertawa sekaligus bingung, uang di kantongnya tinggal 10 ribu perak padahal baru awal bulan. Elyas jadi garuk-garuk kepala sendiri. Kalau Syifa sudah ada maunya harus di turutin kalau gak mau melihat wajah adiknya itu berlipat-lipat cemberut sampai yang dia inginkan tercapai.
”Hadiah..”
”Emmmm....” Elyas terus berfikir tangannya dia lipat menyilang di dadanya, Syifa duduk di hadapan Elyas dengan kedua kaki ikut naik ke atas sofa. Kira-kira apa yang bisa dia kasih sebagai hadiah buat Syifa dengan uang 10 ribu perak. Syifa masih memandang wajah abangnya penuh harap. Tiba-tiba Elyas semakin merapatkan duduknya pada Syifa dan ”Emmuach” Elyas mengecup lembut dahi Syifa.
”Itu Hadiahnya, Ciuman Spesial dari Abang yang paling ganteng” Ucap Elyas memamerkan giginya yang makin terpampang. Hihihi... Syifa jadi makin cemberut.
”Iiih... Gak mau. Pokoknya Hadiah..Hadiah” Syifa mengelap ciuman Elyas di dahinya. lalu menyerang pinggang Elyas dengan gelitikan. Elyas jadi kegelian sambil berteriak-teriak minta ampun. Jurus andalan Syifa nih kalau lagi ngadapin abangnya.
”Ia..Ia..Ampun..Ampun”
”Itu Hadiah awal dari abang” Elyas masih terus berteriak-teriak terbahak di antara gelitikan syifa..
“Untuk hadiah selanjutnya nanti ya adik abang yang paling cantik.” Kata Elyas masih terbahak setelah volume gelitikan Syifa berkurang, berusaha merayu Syifa.
”Kapan???” Tanya Syifa.
”Tahun depan gimana?” Elyas balik tanya bercanda. Mendengar itu Syifa baru saja hendak melanjutkan aksi gelitiknya tapi buru-buru di cegah oleh Elyas. ”Bulan Depan...Bulan depan...Pas Jatah bulanan Abang keluar”
”Iya deh...tapi janji ya, sebagai gantinya fa gak mau hadiah yang murahan” Jawab Syifa dengan gaya manjanya.
”Iya..adik abang yang jeleeeeeek” Elyas mencubit pipi Syifa yang makin temben karena cemberut. Syifa jadi meringis. Untung ibu segera datang melerai kalau gak Elyas bisa jalan sambil terus menggerakkan pinggangnya karena jurus andalan dari Syifa.
Rumah gak akan pernah sepi kalau ada mereka berdua.
*****




Bersambung ^-^

Wanita Paling Hebat Di Hidupku

Dia hanya seorang wanita biasa, jangan kan masuk ke perguruan tinggi, sekolah dasar pun tidak sempat ia tamatkan. Tapi bagiku dia adalah wanita Paling Hebat seluruh dunia, sangat jauh lebih hebat dari Hillary Clinton, mentri luar negri Amerika Serikat yang terlihat sangat cerdas atau wanita dari manapun.
Dia adalah guru pertama ku, guru terhebat yang aku punya. Bukan Hukum Achimedes, Teorema Pitagoras, atau Operating Sistem yang dia ajarkan kepadaku, tapi aku tak akan bisa mempelajari itu semua jika ia tidak mengajariku satu demi satu kata untuk bicara. Darinya aku mengerti bahwa Ilmu tidak hanya di bangku sekolah atau perguruan tinggi, tapi ilmu luas, seluas hamparan Langit dan Bumi.
Dengan melihat burung, dia mengajariku pengetahuan tentang keyakinan, untuk selalu yakin bahwa ada Dzat yang tidak pernah salah membagikan Rizkynya, seperti burung yang setiap pagi selalu yakin bisa mendapatkan makanan untuk dirinya dan anak-anak di sarang rumahnya.
Saat melihat Bintang, dia tunjukkan padaku satu Bintang yang paling bersinar di langit malam. Dengan gaya bahasanya dia gambarkan kepadaku, yang bisa kuterjemahkan seperti ini : ”Kamu Bisa menjadi Bintang yang Paling bersinar itu”. Dan sejak itu, aku mulai membangun kepercayaan diriku.
Dia adalah sahabat terbaikku. Yang selalu ada di sampingku dalam keadaan apapun. Aku pernah mendengar ada yang mengatakan. Bahwa Sahabat yang baik bukanlah sahabat yang selalu mengiyakan perbuatanmu, tapi sahabat yang baik adalah sahabat yang mau mengoreksi perbuatan salahmu. Dan dia selalu begitu.
Setiap aku berfikir untuk bolos sekolah karena malas, dia pasti akan memasang wajah sangarnya di hadapanku, yang membuatku berubah pikiran dan lantas segera masuk ke kamar mandi. Setiap aku seenak jidatku meletakkan piring kotor selesai makan, pasti akan keluar nyanyian Halilintar dari bibirnya, dan aku akan segera kedapur mencuci piring. Yah..begitulah caranya mengoreksi setiap kesalahanku.
Tidak hanya mengoreksiku, dia juga merelakan jiwa raganya untukku. Mengorbankan tidurnya, untuk menjagaku saat aku sakit. Merelakan rasa malunya untuk selalu berusaha mengabulkan permintaanku dan Mengikhlaskan apapun untuk bisa membantu menyelesaikan masalahku. Dialah Sahabat paling hebat seluruh dunia.
Dialah wanita Paling Hebat di Hidupku. Dia adalah Ibuku. Bagi dunia ini, mungkin dia bukanlah siapa-siapa selain wanita biasa yang tidak menamatkan Sekolah Dasar. Tapi bagiku, dia adalah hamparan dunia beserta isinya. Senyumnya akan menumbuhkan bulir-bulir padi di pematang sawah, Tawanya menjadi sorak burung pipit di kala sore, Tatapan hangatnya membuat Matahari Malu-malu menampakkan diri, Kerlingan matanya mampu membuat Bintang semakin bersinar, dan Cintanya akan menjadi kedamaian untuk seisi dunia.


Untuk wanita Paling Hebat di Hidupku
I Love u Enyi’

Gadis Standar




Cinta memang agak rumit dan kadang tidak memakai logika. Bahkan seorang ahli balaghah mengatakan bahwa cinta mampu merubah si penakut menjadi pemberani, merubah si kikir menjadi dermawan, membersihkan pikiran orang-orang dungu, memfasihkan lidah sang gagap, membangkitkan semangat orang lemah, serta dapat merendahkan kehormatan para raja. Cinta memang aneh.
Tapi kali ini aku ingin bercerita tentang seorang sahabat, sebut saja namanya Bunga. Upsss...emm...Jangan Bunga (Seperti Nama Korban Pemerkosaan. Hehe..). Sebut saja namanya Kiran.

Ku berangkat dengan
Membawa segumpal angan-angan
Siapa tau aku dapat berbincang
Dengan jiwamu, sendirian.
(Penyair)

Mungkin syair itu cocok menggambarkan perasaan Kiran. Dia menyebut dirinya Gadis Standar. Cantik, biasa aja. Tajir,kayaknya enggak. Pintar, ehmm..Paling di deretan sembilan atau sepuluh. Karena alasan itu dia menyebut dirinya gadis standar. Tapi menurutku, dia gadis yang menyenangkan, supel, ramah, dan yang terpenting baik hati, karena itu aku tetap merasa bangga menjadi salah satu sahabatnya, meskipun dia merasa sebagai gadis yang biasa-biasa saja.
Setiap orang pasti memiliki rasa cinta. Begitupun aku, hehe....Eh, kok jadi aku. Kan lagi ngebahas Kiran?. Oke, Kembali ke Kiran. Kisah cinta Kiran unik (Paling tidak menurutku). Sejak pertama kali ia meresa deg deg an saat bertemu dengan lawan jenis, sejak saat itu pula ada seseorang yang bersarang di salah satu ruang khusus di hatinya yang bercorak merah jambu, bahkan mungkin hingga sekarang. Dengan sedikit semu merah di pipinya dia menceritakan kisah cinta monyetnya kepadaku.
Saat SMP kelas 1 ada seseorang yang diam-diam dia kagumi. 2 tingkat di atasnya. Dia menyebutnya, Knight. Seorang pria yang menurutnya luar biasa dengan segala kelebihannya dan sangat kontras dengan dirinya yang standar. Sang ketua OSIS yang menjadi bintang paling bersinar se antero sekolah, bukan hanya karena tampangnya tapi juga karena sikap dan prestasinya yang membuat dia di kagumi. Bahkan Kiran sendiri sangat yakin, gak Cuma dia yang mengguminya, masih banyak teman-teman wanitanya yang menjadi daftar pengemar knight.
Awalnya Kiran merasa biasa-biasa saja, jangankan peduli atau mengagumi, bahkan dia merasa jengah dengan temana-teman wanitanya yang berteriak kegirangan saat berpapasan dengan knight. Hingga karena suatu hal, arah hatinya berubah. Tiga hari berturut-turut dia memimpikan Knight, aneh..padahal menurutnya, pada saat itu tidak secuil pun memori tentang knight ada di otaknya. Dia baru menyadarinya saat mimpi ke tiga. Mimpi yang menggambarkan kedekatan antara dia dan knight. Dan sejak mimpi ke tiga itulah, ada bunga-bunga yang bersemi di taman hati Kiran. Sehingga, yang awalnya tidak peduli menjadi ingin tau. Yang awalnya sekedar melihat, menjadi memandang.
Kadang dia mengamati knight dari jauh, bersorak kecil saat knight berhasil memasukkan bola ke dalam ring, atau menunduk pelan saat berpapasan. Arah pulang Kiran dan knight memang searah, karena itu hampir setiap hari ia bisa berpapasan dengan knight, hanya berpapasan, gak lebih. Sejak saat itu ia diam-diam mengagumi knight dan menyimpannya rapat-rapat dalam hati, tanpa sedikit pun berusaha untuk menunjukkannya di depan knight.
Hingga akhirnnya knight lulus. Sedih? Iya. Tapi itulah kenyataan. Sampai perpisahan itu tidak pernah ada perkenalan di antar mereka, dan dari sini Kiran berusaha menyadari bahwa dia bukanlah siapa-siapa selain gadis standar (atau mungkin aneh.ehmm...menurutnya). Tapi menurutku Kiran adalah gadis yang kuat, yang tak lantas terpuruk hanya gara-gara dia tidak berarti bagi seseorang dan bersabar atas keinginan Cinta Monyetnya yang tidak menjadi kenyataan.

Aku hanya mampu memandangnya dari jauh
mengagumi setiap kharismanya
berusaha secemerlang prestasinya
dan belajar memahami
bahwa aku gak pernah ada di pikirannya.

Puisi Kiran, di salah satu lembar Diarynya. Karena ternyata tidak mudah menghapus memori tentang knight. Karena menurutnya, bayangan Knight sering muncul dalam lamunannya di sudut malam, kadang dia berhasil menyingkirkannya, tapi terkadang dia harus bertekuk lutut atas perasaan yang tidak jelas dan melontarkan doa kepada Allah ”Ya Allah, aku ingin ketemu dia”.
Sampai suatu hari Allah mengabulkannya, setahun kemudian. Di sebuah acara yang melibatkan beberapa sekolah. Dengan badan yang tegap, knight memakai baju hijau lumut kecoklatan, baju kebanggaan sebuah SMU terfavorit. Tapi sama seperti yang sudah-sudah, tak ada yang Kiran lakukan selain memandang, tapi menurutnya itu sudah cukup.
Hingga saat ini, Kiran mengaku masih mengenang knight, bahkan hingga ia menyelesaikan kuliahnya dan bekerja. Bertahun tahun sejak pertemuan terakhirnya meskipun tanpa perkenalan.
Seperti syair di awal, ia berangkat dengan segumpal angan-angan, siapa tau ia mampu berbincang dengan orang yang dia harapkan. Angan-angan itu hadir dalam mimpi ke empat kiran tentang knight, mimpi yang ia rasakan nyata, di sebuah tempat yang ia rasakan keindahannya, Meskipun ia mengaku tidak tau itu dimana. Sebuah tempat dengan bunga-bunga mekar berwarna putih, sebuah penginapan, jalan setapak menuju gunung, dan danau lengkap dengan perahu dan dayungnya. Dan seolah mereka ada di sana berbincang satu sama lain. Jadi ingat cerita Cinta monyetnya Ikal dan Aling Laskar Pelangi, yang Akhirnya di buku ketiga tetralogi Laskar Pelangi, Ikal menemukan tempat yang di gambarkan Aling, Edensor.
Bahkan Kiran juga mengaku, pernah mencarinya di dunia maya, hanya ingin tau perkembangan, begitu kilahnya. Dan ternyata, Dapat. Di beberapa situs jejaring, dia malah telah menjadi friend. Dan dia juga menunjukkan kepadaku profil lengkapnya. Ehmm...tidak mengecewakan. Apalagi dengan Status : Single. Hehe... Kuliah di universitas favorit di daerah jawa timur.
Sebenarnya Kiran bisa saja langsung akrab dengan knight, meskipun Cuma di dunia maya, apalagi dia berasal dari SMP dan asal yang sama, pasti sangat mudah mencari arah pembicaraan. Tapi ternyata, Kiran tidak melakukannya, dia tidak berbohong bahwa dia hanya ingin tau perkembangan knight sekarang (meskipun aku gak tau bagaimana isi hatinya), bahkan dia tidak mencoba memperkenalkan diri atau membuka Link lebih jauh. Bukan karena dia takut, atau tidak PeDe. Aku rasa dia bukan tipe seperti itu, karena Kiran yang aku kenal Penuh Percaya diri dan supel, meskipun dia tetap merasa sebagai gadis standar. Atau apa karena knight cinta monyet Kiran? Tapi kenapa? Toh knight juga tidak tau, apa yang ada di hati Kiran. Eeee...
Karena penasaran, akhirnya aku tanyakan langsung saja pada Kiran, dari pada terus menebak-nebak. Dan tau apa jawabanya???
”Kalaupun memang dia jodohku, biarkan Allah saja yang memperkenalkan kami dengan cara-Nya”
Huwwwwaaaaaaaaa....begitulah Kiran yang ku kenal, penuh inspirasi bagiku (termasuk Tulisan ini. Hehe..).
Aku bisa membaca, sebenarnya Kiran menginginkan kelak, Knight akan datang menghampiri Princess (meskipun Standar  ) dengan menunggang kuda putih dan membawanya berkeliling dalam irama tawa yang menyegarkan (Lebay Mode On) tapi Kiran sadar mana ada di zaman sekarang ini ksatria yang menunggang kuda putih. Ehmm...yang ada ksatria yang menunggang Mercedez Benz. Hahaha....
Tapi dia tidak ingin medahului kehendak Allah atas takdir dalam hidupnya. Karena itu dia lebih memilih memasrahkan semuanya kepada Allah, dari pada harus mengumbar rasa cintanya.
Cinta itu fitrah, begitu yang aku tau. Tak ada seorang pun yang bisa memaksakan datang atau perginya cinta. Tapi Kiran memberikanku pelajaran. Untuk tetap meletakkan cinta pada Koridor sebenarnya, tidak lantas membobolnya hanya karena perasaan yang menggebu. Cinta yang tetap bertanggung jawab yang tidak lantas menghalal kan berbagai cara demi cinta, karena cinta juga punya aturan, agar cinta tetap terjaga ke suciannya.
Banyak laki-laki atau perempuan yang dengan mudahnya mengumbar kata cinta. Padahal yang pernah ku tau, cinta itu sakral, dan hanya orang-orang yang memahami cinta sajalah yang tidak dengan mudahnya mengumbar kata-kata cinta kesembarang orang. Dan bisa kita lihat hasilnya, orang yang dengan mudahnya mengumbar kata-kata cinta akan mudah jatuh dalam sakit hati berkepanjangan karena ternyata kata-kata cintanya telah basi dan tak bermakna akibat sering di umbar.
Ada seorang teman yang mengatakan kepadaku bahwa sabar terhadap orang yang kita cintai adalah ibadah. Menjadikan cinta sebagai ibadah (ehmm...kedengarannya indah). Kenapa? Agar cinta itu tetap terbingkai hingga akhir hayat dalam bingkai terindah bernama pernikahan.



21 Novermber 2009
Mengenang Knight dan Princess
Piet_Han