Laman

Kamis, 06 September 2012

Tak Lekang oleh Gersang

Hujan baru saja reda, pelangi telah hendak mengiringinya, rinainya pun masih terlukis jelas dalam sepetak taman yang di huni berbagai macam jenis bunga. Setiap yang menatap, pasti akan terhipnotis oleh keindahan mereka.   Terlihat pucuk daun kamboja yang Anggun, tetesan sisa hujan membuat kilau segar diseluruh bagian tubuhnya. Siapa yang tidak akan terpesona, kumbang pun akan segera bersiap menaklukkannya.

Dialog Dua Bawang

"Ia Ndorooo ..." "Cepat Bawang Putih" "Ia Ndorooo ..." "Ia Ndorooo ... Ia NdoroooTerus" "Aku Kan Atit Buuuu ..." "Sakit Opo Toh???" "Atit Anassssss. Mau Es Krim Connello Buuu " "Tadi Sudah Toh? Gmn Seh? " "Mau Lagi ndo '... Hahahahaha" "Loh kok ndo 'Hahahahaha"            "Cepat Bawang Putih" "Ia Bawang Merah .... Eh, Bawang Bombay" "Tinggal di Goreng .." Wkwkwkwkwkwkwk ....  

Senyum itu meruntuhkan benteng lelah di hatiku

Matanya sembab berair, pipi tembem merona berbintik, semakin bersemu merah di antara malu dan marah. Risma, Sahabat mungilku di TPA (Taman Pendidikan Al Qur'an) tempatku singgah sepulang dari kantor.   Bibirnya masih maju lima centi kurang sedikit. "Ustadzah .. Andry Cium Pipi Risma" dengan emosi yang menggebu Risma mengadu kepadaku, dan kubiarkan Risma menangis di pangkuanku.

Puzzel Pelangi

Pelangi memberi arti tersendiri dalam hidupku. Setiap dia datang, selalu saja mencuri bagian terbesar dalam fokus pehatianku, seolah ada magnet yang menyalakan denting irama di hati, untuk menarik dua garis dari sudut bibir di wajah, tanpa bisa aku menghindari. Bait-bait warnanya menjelma menjadi rentetan syair yang terus mengalun hingga pori-pori hidupku yang kadang terasa kelu. Meskipun sebelumnya, aku harus di hadapkan pada Badai yang sering kali menakutkan, tapi aku yakin dapat melewatinya, karena di ujung sana, pelangi selalu setia menungguku.

Memoar 2010: Metamorfosa

..............................  Aku pengen bermanja-manja lagi, pengen di omelin lagi karena malas, pengen di traktir di warung Arema , pengen di ajak muter-muter Samarinda, pengen ngumpul bareng, pengen ngobrol sampe larut malam sambil cekikikan. Semua sibuk dengan dunianya.  Aku sendirian ...  Aku sendirian ... hikz ..  Atau ... Biar aku pergi aja sekalian: ( 

Purnama buat Oshin

"Terima Kasih" ucapku riang Senyum 12 tahunku terkembang sempurna, kuhadiahkan khusus untuk laki-laki tegap yang berdiri tepat dihadapanku. Senyumnya tak kalah sumringah membalas senyumanku. Hmmm ... Senangnya, seakan laki-laki itu paham betul kebahagian yang membuncah dibalik hati dan berdegub di jantung kecilku. Langkahku bergegas, menghilang dibalik pintu. Padahal, dia satu-satunya laki-laki yang hampir sebulan penuh ku nanti-nanti kedatangannya. Aku semakin bergegas, ingin segera membuka amplop ungu bergambar sejenis anime yang baru saja ku terima dari laki-laki itu. Pak Pos :)   Surat pertamaku dari seorang teman. Oshin.
 
***  

Tak (Pantas) Memberi Judul

Di Rumahmu… Kata asing menjadi dermaga Pada lautan misteri yang berlayar dari bilik sajak Lalu terlantar dalam radar nasihat Hingga arah hanya mampu tersirat Meski terkadang tak mudah tertangkap   Di Rumahku… Kata asing kulumuri garam Pada sebentuk sajak  tak berattitude Lalu kemudian lenyap dalam bait-bait berkarat Hingga Logika akan terus dan terus berucap Meski rasa terus berteriak     Piet_Han ( 28.12.10 )

Duhai Rahasia Takdirku

Assalamualaikum Wr Wb Salam Semangat !!!. Apa kabar cinta? Semoga Gusti Allah senantiasa menyematkan cinta-Nya di dadamu, menjelma jasad sehat  penuh kesyukuran, berwujud hati lapang penuh kasih sayang. Duhai rahasia takdirku…. Aku suka mengistilahkanmu begitu. Penuh misteri. Semisterius malaikat izrail yang bisa kapan saja datang menjemput nyawaku. Di rumahku, aku menikmati misteri tentangmu, belajar arti sabar untuk menunggu, tanpa mencoba mencari sosokmu sebelum tiba waktunya. Bukan, bukan karena aku tidak menginginkanmu cinta. Sungguh, aku hanya takut keliru. Karena bila waktunya telah tiba, aku berusaha menyambutmu dengan sempurna. mengisi penantian ini dengan mempersiapkan diri, menjaga diri, dan belajar bagaimana menjadi istri terbaik untukmu nanti. Aku ingin, hanya engkau yang merangkul pundakku penuh mesra, menatap mataku penuh cinta, tanpa di dahului laki-laki yang tak halal bagiku sebelumnya. Utuh.

Padang Kesendirian

izinkan kesendirian menemanimu
tapi jangan takut saat bumi mengakhiri cahayanya
karena bulan telah siap menerangi tidurmu agar lelap

biarkan kerinduan memelukmu damai
dan akan kau temukan di ujung gelap
fajar datang dengan seribu sketsa senyuman
bersama embun yang mengalir menyejukkanmu.

jangan kau tinggalkan rindu meratap sendiri
rangkul hangat pundaknya
buat sepi cemburu
hingga ia merasa enggan menghampirimu

berdamailah dengan kesendirian
izinkan ia duduk bersahabat denganmu
biarkan ia berceloteh tentang sedih rindu dan sepi
jangan tangisi tingkah kekanak kanakannya
rasakan semuanya seperti belaian angin yang berhembus dengan mesranya

mantapkan hati dan teruslah melangkah
hingga di tengah padang kesendirian
engkau masih mampu berkata :
"Aku tak sendiri"