Laman

Kamis, 06 September 2012

Senyum itu meruntuhkan benteng lelah di hatiku

Matanya sembab berair, pipi tembem merona berbintik, semakin bersemu merah di antara malu dan marah. Risma, Sahabat mungilku di TPA (Taman Pendidikan Al Qur'an) tempatku singgah sepulang dari kantor.   Bibirnya masih maju lima centi kurang sedikit. "Ustadzah .. Andry Cium Pipi Risma" dengan emosi yang menggebu Risma mengadu kepadaku, dan kubiarkan Risma menangis di pangkuanku.
  Sebenarnya ada yang menggelitik, tapi tetap ku pasang wajah marahku pada Sosok Laki-laki ganteng yang terlihat takut-takut menatapku. Andry, bocah berusia 6 tahun yang tidak bosan-bosannya, selalu menguji kesabaran para ustadzahnya. Hukuman sepertinya sudah tidak cocok lagi untuk sahabat mungilku yang satu ini, ku hembuskan nafas berat sambil terus merangkai kata-kata untuk Andry seusai doa pulang nanti.   Itu Risma dan Andry. Masih ada yang lain. Masih ada si Cantik Annisa yang tidak seceria teman-temannya yang lain, sensitive, dan mudah menangis. Butuh trik khusus untuk anak semacam ini. Sampai hari ini aku masih berusaha menyelami kondisi sahabat mungilku ini.   Ada juga Si manis Syifa, yang akan berteriak, berlari dan memelukku saat aku datang. Tingkah seperti ini yang membuat aku ingin selalu bersama mereka.   Syifa sahabat karib Risma, mereka seolah tak terpisahkan. Suatu hari Syifa di ejek teman-temannya karena melakukan kesalahan. Air mata Syifa sudah hampir saja tumpah, saat dengan berani Risma maju menghadang teman-temannya demi membela Syifa. Di lain waktu, Syifa yang akan berlari terpongoh-pongoh membawa martabak manis untuk Risma, uang sakunya dia untuk 2, karena hari itu Risma tidak dapat uang jajan dari rumah. Subahanallah, pelajaran manis dari sahabat-sahabat mungilku.   Sahabat mungilku yang lain bernama Dzulkifli. Bocah satu ini setali tiga uang dengan Andry, mampu membuat urat-urat di kepalaku bermunculan.   Lain halnya dengan Lala, nama panjangnya Kaila, gadis kecil ini manis sekali, senyumnya, tingkahnya, suaranya, bibirnya akan segera tersunging manis saat ku cubit gemas pipinya. Atau Si Surya yang selalu saja ingin jadi pemimpin, Ada lagi Si Agung, Jagoan Kelas Alif tapi kadang-kadang bisa juga bersikap dewasa, Si Refki yang sangat sayang pada Davi adiknya, Si Dani yang lebih mudah diatur di banding teman laki-lakinya yang lain , Si Kindi anak kelas Ba yang suka main di Kelas Alif, Si Velix, Si Renny, Semuaaaaanya .... sahabat-sahabat mungilku di sore hari.   Kenakalan mereka yang akan mengokohkan kesabaranku, meskipun semarah apapun, entah mengapa begitu sulit untuk bisa marah kepada mereka . Bagaimana aku bisa marah, wajah polos, takut dan memelas mereka mampu mengendurkan urat syaraf marahku yang tegang, senakal apapun mereka, tapi sungguh mereka sangat manis.   kemanjaan mereka yang mampu membangun kedewasaanku dan meninabobokkan kekanak-kanakanku.   Tingkah-tingkah manis mereka yang membuat sore hari ku menjelma ceria. Menghilangkan Penat setelah seharian bekerja di kantor. Apalagi jika mereka tersenyum, mampu meruntuhkan benteng lelah di hatiku.   Mereka sahabat-sahabat mungilku, media eksperimen dalam proses pembelajaran hidupku. Terima kasih yang Allah.  Sendawar, 7 Mei 2010 

Tidak ada komentar: