Laman

Kamis, 18 September 2014

Menciptakan Bahagia

Ini foto warung makan favorite kami. Sederhana, sesederhana cara kami menciptakan "bahagia"

Saat mengambil foto saya malah baru tau kalau nama warungnya "WBS NEW LA" belum paham apa maksudnya, entar deh saya tanyakan :) soalnya masakannya pas banget di lidah jadi udah gak peduli lagi sama namanya.

Kenapa warung ini jadi favorite kami? Jawabannya karena warung ini menyatukan 2 selera makan kami, sup dan pecel, seperti Kutai Barat yang telah menyatukan 2 cinta kami, hohoho...

Kami sudah menjajal mulai dari beberapa warung makan, resto dan padang yang ada di kutai Barat, tapi tetap saja kembali ke sini juga, warung di pinggiran pasar tradisional, gak sampai meronggoh kocek yang banyak, cukup 35 ribu sudah makan, minum, plus kerupuk. si mbak sampai hafal banget sama wajah kami, gak akan nawarin makan kalau salah satu dari kami belum datang, biasanya kami janjian sarapan di sini (klo pas saya lagi gak sempat masak sarapan) melaju dari kantor masing2. Saling menunggu itu ternyata romantis ya. Itulah bahagianya pacaran pasca menikah.

Tempatnya yang bersih jadi salah satu pertimbangan kami, kami juga di suguhkan dengan aktivitas pasar yang ramai di seberang jalan. Wanita-wanita Dayak memakai tas anjat juga masih banyak terlihat. Oiya..yang membuat kami jadi makin sering ke sini, adik ipar si mbak yang sekolah di SMK sekarang ikutan ngaji pekanan di rumah kami. Alhamdulillah, bahagianya.

Ternyata bahagia itu mudah tapi tetap harus di ciptakan. Dan cari cara mu sendiri untuk menciptakan. Bahagia itu sesederhana senyuman, maka tersenyumlah maka bahagiamu akan datang.

Jangan tunggu bahagia, karena bahagia gak akan datang pada hati yang tertutup, buka hatimu (Duh..kayak lagu ajee), jika hati belum bisa terbuka lebar, buka saja sedikit dulu, liat hal-hal kecil yang kita anggap biasa lewat kaca mata luar biasa. Ternyata begitu banyak alasan untuk bahagia, sekedar makan di luar, lihat senyum anak yang menggemaskan,   saling bergandengan tangan dengan suami saat belanja di pasar, masih bisa bercengkerama dengan orang tua, memiliki raga yang sehat, membantu orang lain, saling menasehati dalam kebaikan, masih di izinkan Allah menghirup udara-Nya secara gratis, masih memiliki sahabat. 

Semuanya bisa di jadikan alasan untuk bahagia, karena bahagia lahir dari kesyukuran atas nikmat dari-Nya.

Maka ciptakan bahagia, jangan menunggu bahagia.

19.09.2014 


9 komentar:

Nathalia Diana Pitaloka mengatakan...

suka kalimat terakhirnya :)

Piet mengatakan...

Terima kasih atas kunjungannya. salam kenal :)

El Fasa mengatakan...

ihiiii swit2 romantis banget, eh iya pacaran usai menikah kok pakai tunggu2an :D

Piet mengatakan...

iiihhh kak nunu, tunggu2annya kan usai menikah, bahasa saya masih susah di pahami ya, kudu belajar sama kak nunu nih :D

Santi Dewi mengatakan...

bahagia itu sederhana ya... :)

HM Zwan mengatakan...

suka sama quote penutupnya ^^

waLnuTTree mengatakan...

sederhana itu sesuatu bangeeet :) salam dari waLnuTTree untuk semua yg di sini...

Putri mengatakan...

berkunjung kemari, salam perkenalan ya

Riri Maysyuri mengatakan...

setuju sekali dengan kaliamat terakhir karna bahagia itu tercipta dari diri kita sendiri, kalau kita tidak menciptakan suasana yang bahagia maka kebahagian itu sulit tercipta, salam perkenalan ya